Minggu, 04 Maret 2012

Kosong -Sebuah puisi

Dikala hatimu tak terisi lagi oleh cinta
Kau pasti merasa seperti makhluk paling kesepian di dunia.
Sebab cintalah yang selalu merubah segalanya
Cinta dapat mengubah yang buruk menjadi indah
Juga dapat mempersatukan sesuatu yang tadinya pecah
          Kekosongan di hati bagaikan berada disuatu ruang hampa
          Yang luasnya tak terhingga
          Kemanapun kau melangkah takkan ada seberkas sinar
          Yang dapat kau temukan
Takkan bisa kau temukan orang lain disana
Karena memang tak ada seorangpun yang bersemayam disana
Mungkin dahulu memang ada bahkan selalu bersinar terang dihatimu
Nyaris tidak ada sedikitpun kekosongan disana
Tempat itu dipenuhi olehnya yang telah pergi
          Entah dari mana ia dapat keluar
          Padahal tidak ada satupun pintu disana
          Yang ada hanyalah ruang kosong
          Tempat dimana seseorang yang kau cintai bersemayam tiap waktu
Kini kau pasti merasa ada yang kurang dalam hidupmu
Pasti kau telah mencari kesana kemari
Berusaha menemukan sosok baru pengisi ruang cintamu
Kau tidak ingin tempat itu kosong
Namun kau belum menemukannya

Datang Kembali (cerpen remaja)


          Cuaca siang ini terasa sangat panas,sepertinya ini adalah puncak musim kemarau.Pergeseran sedikit saja dapat mengeluarkan sangat banyak keringat. Kuraih orange juice yang ada didalam kulkas,lalu meminumnya.Setiap tegukannya mengurangi dahaga di tenggorokanku.Di cuaca yang sangat panas seperti ini,meminum minuman dingin memang sangat menyenangkan.
          Entah kenapa,aku merasa ada sesuatu yang menahanku untuk menghabiskan tegukan terakhirku.Tanganku bergetar sambil memegangi gelas berisi orange juice yang tinggal sedikit itu.Semakin lama,ia semakin gugup.Gelas itu terjatuh dan terpecah belah secara tiba-tiba.Aku menatapi gelasku.Entah kenapa aku merasa sangat cemas.
***
          Aku berjalan seorang diri melewati koridor sekolah,berniat ingin pulang kerumah.Namun,tiba-tiba seseorang memanggil namaku,menghentikan langkah cepatku.Ternyata yang memanggil adalah Bella,temanku yang berasal dari kelas lain.
“Ada apa?”Tanyaku penasaran.
“Rysa…Ada berita buruk.Aku dan teman-teman sekelasku mendapat kabar bahwa Simon kecelakaan,”jawab Bella dengan napas masih tersengal-sengal.
“Hah?Kau serius?Bagaimana keadaannya?”
“Aku tidak tahu.Perwakilan dari kelasku siang ini akan menjenguknya.”
“Dimana ia dirawat?”
“Rumah sakit Gleneagles.”
“Aku ingin melihat keadaannya.Maukah kau mengantarkanku?”
“Tentu,itulah gunanya sahabat.”
          Selama perjalanan,perasaan gugup itu muncul tanpa henti.Harusnya aku tidak sekhawatir ini,karena Simon sudah bukan siapa-siapaku lagi.Bahkan untuk menjadi teman saja,aku tidak yakin karena ia tidak pernah mengakuinya.
          Tibalah aku dan Bella di rumah sakit tempat dimana Simon dirawat.Setelah menanyakan ke pusat informasi,kami beranjak untuk segera menemui Simon di kamar rawat inapnya.Kini pintu kamarnya telah terbuka,ramai sekali yang menjenguknya,mereka adalah teman-teman sekelas Simon.Aku merasa sangat segan untuk masuk dan melangkahkan kakiku kedalam.
“Pasti kalian berdua adalah temannya Simon,hmm?Silahkan masuk.”Ibunya menyuruh kami untuk masuk.
          Tepat ketika aku dan Bella mulai memasuki kamar rawat inap itu,teman-teman sekelas Simon berpamitan untuk pulang dan menyerahkan bingkisan buah kepadanya.Astaga,aku bahkan lupa membelikannya bingkisan,semoga saja ia tidak kecewa denganku.
          Aku mulai mendekat ke sisi kanan tempat tidur Simon,sedangkan Bella menanyakan pada ibunya Simon bagaimana kronologis kejadian saat kecelakaan itu terjadi.Aku diam membisu,tidak tahu harus berkata apa.Kugenggam tangan kanan Simon,kutatap ia dengan senyum paksaan agar ia tidak melihatku bersedih dihadapannya.
“Kau siapa?”Tanyanya.
“Ini aku,Rysa.Ini aku!Kau tidak mengenalku?Apa kau hilang ingatan?”Tanyaku penasaran.
“Maaf,aku tidak dapat melihatmu.”
“Maksudmu,kau buta?”
“Ya.Untuk apa kau kesini?”
“Tidak bolehkah aku menjengukmu?”
“Boleh.Tapi tolong lepaskan tanganku dari genggamanmu.”
“Baiklah.”
          Aku melepaskan genggaman tanganku dari tangannya.Perkataan tadi sangat menyakitkan,ia seperti tidak senang dengan kehadiranku.Sikapnya dingin sekali,tidak ada sedikitpun keramahan.Jika aku sanggup untuk mengatakannya,aku pasti akan mengatakan bahwa aku sangat merindukannya,hanya saja aku tidak sanggup untuk mengatakannya.
“Aku tidak menyangka bahwa hal ini terjadi padamu,”kataku dengan nada sedih.
“Ya.Aku juga.Tapi ini telah terjadi,”katanya sambil membetulkan posisi bantalnya.
“Jika kau membutuhkan teman,aku bersedia mengunjungimu setiap hari.”
“Tidak perlu.Pacarku akan menemaniku setiap harinya.”
“Benarkah?Apakah ia  wanita yang dulu sering menghubungimu,bahkan saat kita masih berpacaran?”
“Ya.”
“Oh,baiklah.Mugkin kau akan lebih cepat sembuh bersamanya.”
          Sepulang dari rumah sakit,aku merasa seperti orang bodoh yang mau saja menawarkan diri untuk menemani seseorang yang sudah memiliki seorang pacar.Aku tidak tahu persis seperti apa pacarnya,pasti ia sangat beruntung karena Simon telah memilihnya.Akan tetapi,perasaan iri padanya mulai tak terbendungi.Bagaimana mungkin,Simon yang dulunya sangat mencintaiku kini telah mempunyai pacar dan bersikap dingin padaku.
          Keesokan harinya,aku kembali menjenguknya,sikapnya masih dingin seperti kemarin,wajahnya lesu,matanya terbuka namun tetap saja tidak bisa melihatku.Ia terlihat seperti orang yang sudah tidak mempunyai semangat hidup,tidak ada sedikitpun senyuman tersungging dibibirnya.
“Bagaimana kondisimu?Sudah terasa lebih baik?”Tanyaku penasaran.
“Tidak ada perubahan,aku tetap tidak dapat melihat,”jawabnya.
“Sabar ya,Simon.Aku yakin matamu akan sembuh,”kataku sambil meraih tangannya,lalu mengenggamnya,berusaha membuatnya tetap tenang.Entah kenapa,sejak dulu aku sangat suka menggenggam tangannya,terutama saat suasana hatiku sedang buruk dan pikiranku kacau.
“Sebaiknya kau melepaskan tanganku,”pintanya.
“Tapi…Tidakkah kau merasa lebih tenang jika seperti ini?”Tanyaku sambil menggenggam tangannya dengan lebih erat dan penuh kasih sayang.
          Akhirnya,dengan berat hati kulepaskan genggaman itu.Seperti ada sesuatu yang berkecamuk dihatiku saat mendengarkan kata-kata dinginnya.
“Apakah pacarmu sudah datang untuk mengunjungimu?”
“Sudah,tapi untuk hari ini ia tidak akan menjengukku.”
“Maukah kau mengenalkannya padaku?”
“Tidak.Lagipula untuk apa?Agar kau dapat mencelakainya?”
“Tidak.Aku tidak mungkin mencelakainya.Aku hanya penasaran dengan seseorang yang telah membuatmu meninggalkanku.”
“Yang jelas,ia sangat cantik.”
          Aku terdiam dan tidak sanggup berkata apa-apa lagi.Ada perasaan cemburu ketika Simon memuji pacarnya itu.Dalam hati,aku ingin sekali menyingkirkannya dari kehidupan Simon,tapi itu tidak mungkin.Aku hanya dapat berusaha untuk mengikhlaskannya.
***
          Aku telah menjenguk Simon selama tujuh hari berturut-turut semenjak ia mendapatkan kecelakaan.Ia tetap saja tidak memiliki semangat untuk hidup dan berwajah lesu,tidak ada perubahan yang signifikan pada dirinya.Kali ini aku menyuapinya makan siang.Entah kenapa,aku merasa bahwa belakangan ini ia sudah tidak bersikap dingin lagi padaku.
“Pacarmu tidak menjengukmu lagi hari ini?”Tanyaku.
“Tidak.Ia tidak pernah datang lagi setelah ia memutuskanku.”
“Benarkah?Ia memutuskanmu?”
“Mungkin ia malu memiliki pacar buta sepertiku.”
          Aku kembali menyuapi Simon dengan makan siangnya.Aku merasa sangat nyaman saat berada didekatnya seperti ini.Meskipun ia tidak bisa melihatku,tapi ia pasti bisa merasakan kehadiranku selalu.Bahkan,aku yakin bahwa ada kenyamanan yang dirasakannya,sama sepertiku.
***
Berbulan-bulan setelah Simon keluar dari rumah sakit dan diperbolehkan dirawat dirumah,akhirnya ia mendapatkan donor mata sebaai pengganti matanya yang telah rusak.Simon memberitahukan kabar itu padaku,saat aku sedang bermain-main kerumahnya.Entah kenapa,aku menjadi sangat dekat dengannya,seperti dulu.Kami yang tadinya selalu menjaga jarak,bahkan menjadi sangat akrab,walaupun hanya sebagai teman,bukan pacar.Tapi,aku selalu mensyukuri hal itu,karena aku sudah merasa sangat bahagia saat berada dekat dengannya dan selalu menemaninya.
Semangat itu muncul kembali dari diri Simon.Ia kini sudah sangat riang setelah mengetahui bahwa sebentar lagi ia akan dioperasi.Berjam-jam aku menunggunya keluar dari ruang operasi,ingin rasanya aku menjadi orang pertama yang dilihatnya saat ia membuka matanya.
Akhirnya operasi berjalan lancer,Simon dipindahkan ke kamar rawat inap.Aku dan kedua orang tua Simon duduk ditepi tempat tidurnya,menunggu ia sadar.Berjam-jam aku menunggu hingga ia membuka mata barunya.I aterus mengedip-ngedipkan matanya,lalu melihat ke sekeliling ruangan.
“Ayah,Ibu,Rysa?”Simon memanggil kami satu per satu.
“Akhirnya kau sadar,anakku,”kata ibunya seraya memeluk anaknya.
“Ayah,Ibu,bolehkah aku berbicara hanya dengan Rysa,sebentar saja?”Tanya Simon.
“Tentu.”
          Kedua orang tua Simon keluar,kini hanya tinggal aku dan Simon yang berada diruangan ini.Aku tidak tahu apa yang akan dibicarakannya,semoga bukanlah hal yang akan membuatku kecewa.
“Rysa,terima kasih telah menemaniku beberapa bulan terakhir ini,”kata Simon.
“Ya,sama-sama.Itu tidak masalah bagiku,”jawabku.
“Maafkan aku jika dulu aku jahat padamu.”
“Jahat?Kau tidak jahat padaku,Simon.”
“Aku pasti telah banyak menyakitimu.Maaf jika dulu aku meninggalkanmu.”
“Tidak apa-apa,aku telah merelakanmu saat itu.”
“Entah kenapa,aku merasa kau selalu memberikan kebahagiaan untukku,bukan dia yang memberikan kebahagiaan itu.”
“Dia?Dia itu siapa?”
“Mantan pacarku yang telah pergi entah kemana.Sudah lama sekali aku tidak mendapatkan kabarnya sejak kecelakaan yang merenggut kedua bola mataku saat itu.”
“Oh.Tapi dia itu sangat cantik,kau sendiri yang mengakuinya padaku.”
“Kecantikannya mengalahkan kecantikan hatimu,Rysa.Dan kau tahu sesuatu?Aku mencintaimu.”
“Kau pasti bercanda.Bagaimana mungkin kau mencintaiku?”
“Tapi itulah yang kurasakan.Satu hal,aku tidak ingin kehilanganmu lagi dari hidupku,dan aku tidak akan pernah sekalipun meninggalkanmu lagi.”
          Aku tersenyum padanya,begitu juga dengannya.Kali ini ia sudah dapat melihat senyuman yang kuberikan hanya untunya.Rasanya kebahagiaan itu datang menghampiriku.Akhirnya,ia yang sangat kucintai dapat kembali lagi padaku.Kini,aku tidak ingin kehilangannya lagi,karena aku tahu bahwa kehilangannya adalah hal yang sangat menyakitkan didalam hidupku.